Renungan Harian Katolik Minggu Palma 24 Maret 2024

Renungan Harian Katolik Minggu Palma 24 Maret 2024, Hari Minggu Palma, Mengenangkan Sengsara Tuhan.

Renungan Harian Katolik Minggu Palma 24 Maret 2024
Bacaan Injil (Perarakan)Markus 11:1-10
Bacaan PertamaYesaya 50:4-7
Mazmur TanggapanMzm. 22:8-9.17-18a.19-20.23-24
Bacaan KeduaFilipi 2:6-11
Bait Pengantar InjilFilipi 2:8-9
Bacaan InjilMarkus 14:1-15.47

Renungan Harian Katolik Minggu Palma 24 Maret 2024, Hari Minggu Palma, Mengenangkan Sengsara Tuhan, Warna Liturgi Merah.

Bacaan Injil (Perarakan) - Markus 11:1-10

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu.

Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang.

Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya.

Ia akan segera mengembalikannya ke sini." Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya.

Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus.

Maka orang-orang itu membiarkan mereka. Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya.

Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.

Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Bacaan Pertama - Yesaya 50:4-7

Tuhan Allah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.

Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.

Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabuti janggutku.

Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda.

Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan - Mzm. 22:8-9.17-18a.19-20.23-24

Ref. Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku?

  1. Semua yang melihat aku mengolok-olok, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala! Mereka bilang: “Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya, biarlah Allah yang melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?”
  2. Sekawanan anjing mengerumuni aku; gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung.
  3. Mereka membagi-bagikan pakaianku di antara mereka dan membuang undi atas jubahku. Tetap Engkau, Tuhan, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
  4. Maka aku akan memahsyurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji Engkau di tengah jemaat: Hai kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia! Hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia! Gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel.

Bacaan Kedua - Filipi 2:6-11

Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil - Filipi 2:8-9

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Kristus taat untuk kita sampai wafat-Nya di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Yesus, dan menganugerahkan nama yang paling luhur kepada-Nya.

Bacaan Injil - Markus 15:1-39

Inilah Kisah Sengsara Yesus Kristus menurut Markus

N = Narator

PP = Pontius Pilatus

Y = Yesus

SO = Semua Orang

Im = Imam Agung

S = Serdadu

R = Rakyat

N. Setelah Yesus diperiksa oleh Mahkamah Agama, pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan para ahli Taurat serta seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mufakatnya bahwa Yesus harus dihukum mati. Mereka membelenggu Yesus, lalu membawa Dia dan menyerahkan-Nya ke Pilatus. Pilatus bertanya kepada Yesus:

PP. "Engkaukah raja orang Yahudi?"

N. Jawab Yesus:

Y. "Engkau sendiri mengatakannya."

N. Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Yesus. Pilatus bertanya kepada-Nya,

PP. "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"

N. Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi sehingga Pilatus merasa heran. Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. Pada waktu itu ada seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam suatu pemberontakan. Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. Pilatus menjawab mereka dan bertanya,

PP. "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"

N. Pilatus mengetahui bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskan bagi mereka. Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka,

PP. "Kalau begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Dia yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"

N. Mereka berteriak,

SO. "Salibkanlah Dia!"

N. Lalu Pilatus berkata kepada mereka,

PP. "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"

N. Namun mereka makin keras berteriak:

SO. "Salibkanlah Dia!"

N. Dan karena ingin memuaskan hati orang banyak itu, Pilatus membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya, lalu dia serahkan untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala Yesus. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya:

S. "Salam, hai raja orang Yahudi!"

N. Mereka memukul kepala Yesus dengan buluh, meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia, mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pakaian Yesus sendiri. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. Pada waktu itu lewatlah seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Yesus menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Yesus, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. Saat Yesus disalibkan, hari menunjukkan jam sembilan. Alasan mengapa Ia dihukum disebut pula pada tulisan yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi, "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka." Orang-orang yang lewat di sana menghujat Yesus, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata,

R. "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"

N. Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata,

Im. "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya."

N. Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus mencela-Nya juga. Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:

Y. "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?"

N. Yang berarti:

Y. "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

N. Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata:

R. "Lihat, Ia memanggil Elia."

N. Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata,

R. "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."

N. Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya.

(Semua berlutut dan hening sejenak)

N. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia,

S. "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 24 Maret 2024

Hari ini kita mengawali Pekan Suci dengan merayakan Minggu Palma. Perayaan ini disebut Minggu Palma karena kita mengenangkan Yesus yang memasuki kota Yerusalem dan dielu-elukan oleh khalayak ramai dengan membawa daum palma.

Konon, daun palma merupakan simbol kemenangan dan sering digunakan untuk menyatakan kemangan para martir. Maka, kalau sekarang kita menggunakan daun palma, itu karena kita menyongsong kemartiran Kristus yang mendatangkan kemenangan atas dosa dan kematian.

Dalam bacaan Injil Markus 15:1-39 ini menggambarkan perjalanan Yesus menuju penyaliban-Nya. Pada awal bacaan, terlihat bahwa imam-imam kepala dan kaum tua-tua bersama-sama dengan ahli-ahli Taurat bersidang untuk mengadili Yesus. Mereka memutuskan untuk menyerahkan-Nya kepada Pilatus, karena ingin menjatuhkan hukuman kepada-Nya.

Ketika Pilatus bertanya kepada Yesus apakah Ia adalah raja orang Yahudi, Yesus tidak menjawab secara eksplisit, tetapi Pilatus tetap terheran-heran dengan sikap-Nya.

Pilatus ingin membebaskan Yesus karena tradisi membebaskan satu narapidana pada hari raya, tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta pembebasan Barabas.

Pilatus, ingin menjaga agar orang banyak puas, akhirnya membebaskan Barabas dan menyerahkan Yesus agar disalibkan. Yesus kemudian disiksa dan dicemooh oleh serdadu-serdadu, kemudian dibawa ke tempat penyaliban yang disebut Golgota.

Dalam perjalanan ke Golgota, Simon, seorang pengembara dari Kirene, dipaksa untuk memikul salib Yesus. Kemudian, saat Yesus mencapai tempat penyaliban, Dia ditawarkan minuman anggur bercampur mur, tetapi Ia menolak.

Yesus kemudian disalibkan bersama dengan dua orang penyamun. Orang-orang yang lewat di sana menghujat dan mencemooh Dia, meminta-Nya untuk turun dari salib dan memastikan kalimat yang tertulis di atas salib yang menyebut-Nya sebagai Raja orang Yahudi.

Kemudian, pada jam tiga, terjadi kegelapan yang meliputi seluruh daerah, dan Yesus berseru dengan suara nyaring, "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?" yang berarti, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

Ketika Yesus berseru seperti itu, beberapa orang yang berdiri di sana mengira bahwa Ia memanggil Nabi Elia. Ada yang mencelupkan bunga karang ke dalam anggur asam, mencucukkannya pada buluh, dan memberikan minuman kepada Yesus. Namun, mereka juga berkata, "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."

Akhirnya, Yesus berseru dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. Ketika ini terjadi, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Kepala pasukan yang berhadapan dengan Yesus mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Renungan ini mengajarkan kepada kita tentang penderitaan dan pengorbanan Yesus untuk keselamatan manusia. Dia menerima hukuman yang tidak layak, dan menderita disalibkan meskipun Ia tidak bersalah. Meskipun Yesus mengalami pencemoohan dan penyiksaan, Dia tetap teguh dalam iman-Nya dan menyerahkan hidup-Nya demi manusia.

Renungan dari kisah penyaliban Yesus ini mengajak kita untuk merenungkan betapa besar kasih Allah kepada manusia. Yesus adalah Anak Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian. Melalui penderitaan dan kematian-Nya, kita memiliki pengharapan dan keselamatan.

Renungan ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menghargai dan menghormati pengorbanan Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita dapat menyerahkan hidup kita kepada-Nya dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Semoga renungan ini menguatkan iman dan menginspirasi kita untuk hidup sebagai orang-orang yang bersyukur atas kasih dan pengorbanan Kristus.

Doa Penutup

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengutus Putera-Mu mengenakan kemanusiaan kami dan memanggul salib hina. Perkenankanlah kami sebagai hamba-hamba mengikuti rajanya dalam dukacita penderitaan, agar dapat ikut serta dalam sukacita kebangkitan-Nya.

Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Demikianlah Bacaan Liturgi dan Renungan Harian Katolik Minggu Palma 24 Maret 2024.