Renungan Harian Katolik Minggu 8 Oktober 2023, Bacaan Injil

Renungan Harian Katolik Minggu 8 Oktober 2023, Bacaan Injil Matius 21:33-43 (Baca Alkitab - Klik disini)

Bacaan I: Yes. 5:1-7; Mazmur 80:9,12,13-14,15-16,19-20; Bacaan II: Flp. 4:6-9; Bacaan Injil: Mat. 21:33-43 Hari Minggu biasa XXVII.

Bacaan Injil Minggu 8 Oktober 2023 - Matius 21:33-43

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, "Dengarkanlah perumpamaan ini. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya.

Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.

Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya.

Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: yang seorang mereka pukuli, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu.

Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang pertama. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, 'Anakku akan mereka segani.'

Tetapi, ketika para penggarap itu melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: 'Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.'

Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?"

Kata imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi kepada Yesus, "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan ia sewakan kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya."

Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru?

Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, 'Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.'

Renungan Harian Katolik Minggu 8 Oktober 2023, Bacaan Injil

Kepercayaan itu bersifat total, apalagi kepercayaan Tuhan kepada manusia. Dia melakukan segala yang terbaik untuk manusia, laksana pemilik kebun anggur yang mengupayakan segala hal yang terbaik demi hasil optimal dari kebun anggurnya.

Namun terkadang kita menjumpai suatu pengalaman yang ironis: manusia kerasan dalam kejahatan dan kekeringan rohani serta pola hidup yang tidak terpuji. Manusia tidak berbenah diri dan bertobat meskipun ada undangan pertobatan yang dibisikkan oleh Tuhan dalam lubuk hatinya.

Kerap kesombongan rohani membelenggu kita. Kita yakin bahwa besok kita bisa bertobat dan menjadi lebih baik. Namun, mengapa kesadaran untuk berbenah diri tidak kita maksimalkan untuk menghasilkan hidup yang terpuji.

Yesus menampilkan sebuah perumpamaan tentang penggarap kebun anggur. Perumpamaan itu, hendak mengajak kita untuk menerima Yesus Kristus sendiri, sebagai pewaris Kebun Anggur, yakni Allah sendiri.

Para penggarap kebun anggur yang haus darah adalah mereka yang mendapat kesempatan untuk terlibat dalam karya Allah tetapi serakah!. Mereka hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan egoisme mereka. Mereka itulah kaum Farisi dan imam-imam kepala Yahudi, yang selama ini merasa diri saleh, benar dan suci sendiri.

Ketika Allah mengutus Yesus Putra-Nya, mereka menolak-Nya. Mereka bahkan membuang dan membunuh Yesus.Yesus laksana batu yang dibuang oleh tukang bangunan, namun telah menjadi batu penjuru.

Yesus yang ditolak, dibuang dan dibunuh oleh kaum Farisi dan imam kepala, dipilih Allah menjadi batu penjuru keselamatan kita. Justru melalui penderitaan dan wafar-Nya, dosa-dosa manusia ditebus oleh-Nya.

Mari kita menata hidup hidup kita dengan memandang kepada Yesus sebagai batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, namun telah menjadi batu penjuru. Marilah kita menerima Dia yang mengasihi kita, dengan jalan menata hidup kita sesuai dengan tuntutan dan harapan-Nya.